Congklak
adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan
sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian
dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil. Permainan congklak dilakukan oleh dua
orang atau lebih. Dalam permainannya, mereka menggunakan papan yang dinamakan
papan congklak dan buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak.
Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastic
Permainan
Congklak selain murah, ringkas, dan mudah dalam penggunaannya, juga mengandung
berbagai pelajaran karakter antara lain : 1) Belajar menghitung, 2) Kerjasama,
3) Ketelitian, 4) Kejujuran dan 5) Kecepatan
Manfaat
secara praktis permainan congklak
·
Memberikan bahan pertimbangan bagi
masyarakat untuk meningkatkan hasil belajar dengan permainan congklak
·
Bagi siswa agar memahami konsep-konsep
dalam matematika dengan menerapkan kedalam situasi dunia nyata sehinggan
belajar matematika lebih bermakna untuk mengembangan daya pikir dan tumbuh
kompetensi sisw
Permainan
tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara
tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa
kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan
tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat
bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh
televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi
anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi
dan semangat belajar.
Permainan
Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman,
sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar
seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya
otak. Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam
memainkan permainan dalam layar monitor dan sebagainya. Setiap daerah, atau negara
memiliki permainan tradisional berbeda-beda. Dalam kesempatan ini, penulis akan
memaparkan permainan tradisional “Congklak”.
Congklak
adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Congklak adalah satu dari banyak permainan tradisional yang
mulai hilang karena perubahan zaman. Pada zaman dahulu dengan segala
keterbatasan fasilitas, anak-anak masih dapat bermanin dengan tidak menyalahi
masa-masa mereka yaitu bermain.
Di
Malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congkak dan istilah ini juga
dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan Melayu. Di Jawa,
permainan ini lebih dikenal dengan nama congkak, dakon, dhakon atau dhakonan.
Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban
sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan,
Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini
disebut Mancala. Di Filipina disebut sungka, di Srilangka dikenal dengan
cangka, di Thailand tungkayon.
Permainan
congklak merupakan permainan tradisional dari adat Jawa. Menurut sejarah
permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari Arab yang rata-rata
datang ke Indonesia untuk berdagang atau dakwah. Pada umumnya jumlah lubang
keseluruhan adalah 16, yang dibagi menjadi tujuh lubang kecil dan satu lubang
tujuan untuk masing-masing pemain. Lubang tujuan merupakan lubang terkiri
(biasanya diameternya lebih besar). Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji
yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.
v Alat-alat
yang Diperlukan dalam Permainan Congklak
Untuk
bermain congklak dibutuhkan peralatan papan permainan congklak atau dalam
bahasa jawa disebut dhakon dan biji-bijian atau batu kerikil atau cangkang
kerang tergantung daerahnya. Di daerah dekat sungai batu-batuan digunakan
sebagai biji dhakon, sementara di daerah perkebunan biasanya digunakan
biji-bijian baik biji asem, kemiri ataupun biji jagung. Dhakon atau papan
permainan congklak terbuat dari kayu yang dibentuk memanjang menyerupai lesung.
Bidang atasnya pada kedua sisinya diberi lubang-lubang berjajar (sawah) dengan
jumlah bervariasi pada setiap daerah misalnya 5, 7, atau 9 lubang. Di
masing-masing ujungnya terdapat lubang besar (lumbung atau rumah). Jumlah biji
yang digunakan dalam permainan congklak sesuai dengan jumlah sawah yang ada
dalam papan permainan. Misalnya terdapat tujuh pasang sawah maka biji yang
digunakan berjumlah 7 x 7 x 2 = 98.
Alat
permainan terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu dengan ukuran panjang 80
cm, lebar 15 cm dan tinggi 10 cm. Pada kedua ujungnya terdapat logak yaitu
lubang yang tidak tembus berbentuk seperti setengah bulatan bola, bergaris
tengah 10 cm. Kedua lubang itu disebut indung atau lubang induk. Antara kedua
indung terdapat dua deret lubang berukuran lebih kecil, kira-kira berdiameter 5
cm dan setiap deret berjumlah 7 lubang. Alat tersebut dilengkapi dengan
biji-bijian untuk pengisi lubang-lubang congkak, biasanya berupa biji asem,
sawo atau biji tanjung. Di daerah pesisir biji-bijian itu diganti dengan kewuk
atau kulit kerang
v Cara
bermain Congklak
Permainan
congklak ini dapat dimainkan oleh 2 orang atau maksimal 4 orang, baik oleh
perempuan maupun laki – laki. Ironisnya, saat ini banyak anak – anak yang tidak
mengenal permainan congklak karena banyak permainan yang lebih modern dan
canggih, orang tua pun sekarang jarang memperkenalkan permainan ini pada anak –
anaknya.
Cara
bermain congklak ini adalah pertama, tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang
biasanya terbuat dari kerang atau pastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan
kosong. Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang
diinginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam.
Langkah tersebut dilakukan berulang. Apabila pada lubang terakhir meletakkan
biji masih ada isinya (lubang tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut
melanjutkan dengan mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan
melanjutkan permainan. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang
kosong maka pemain tidak dapat melanjutkan langkah. Giliran permaianan
berpindah kepada lawan. Keadaan ini disebut sebagai keadaan mati.
Setelah
semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik
kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita.
Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak mencukupi
maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh diisi.
Biji milik lawan dapat menjadi miliknya dengan cara nembak yaitu biji terkahir
jatuh pada lubang yang kosong dan secara kebetulan lubang di depannya penuh
dengan biji, maka biji itu dapat diambil dan mengisi lubang induknya. Dalam hal
ini kejujuran pemain turut menentukan, karena bisa saja berlaku curang dengan
memasukkan dua biji sekaligus dalam satu lubang, bila pengisian telah mendekati
lubang kosong. Permainan terus berlanjut dengan saling bergantian dan baru
berakhir setelah lubang salah seorang pemain kosong.
Permainan
berakhir apabila seluruh biji sudah berada pada lubang tujuan masing-masing
pemain, atau apabila salah satu pemain sudah tidak memiliki biji pada
lubang-lubang kecilnya untuk dimainkan (disebut mati jalan). Pemenangnya adalah
yang memiliki jumlah biji terbanyak pada lubangnya.
Bila
permainan akan dilanjutkan pada babak berikutnya, lubang-lubang kembali diisi.
Kemungkinan terjadi lubang salah seorang pemain ada yang kosong karena biji
miliknya terambil oleh lawan yang disebut pecong dan hal itu merupakan
kekalahan. Namun, bila pada deretnya masih terdapat biji-bijian dinyatakan
meunang papan dan dia akan menjadi pemain pertama pada permainan berikutnya.
Permainan congkak tidak mempunyai batas waktu, dapat dilaksanakan berulangkali
dan kapan saja.
v Manfat
yang Diperoleh Baik oleh Fisik Maupun Mental dalam Permainan Congklak
Congklak
adalah salah satu permainan yang didalamnya terdapat nilai yang lebih yaitu
matematika, khususnya konsep pembagian. Permainan congklak bisa membuat kita
sehat dengan cara bermain permainan tersebut, tidak hanya fisik, permainan ini
juga bisa melatih otak untuk berpikir dan langsung praktek.
Adapun
beberapa manfaat atau nilai yang bisa diambil dari bermain congklak adalah
sebagai berikut :
·
Sikap Sportif, dengan bermain congklak,
kita dilatih untuk memberanikan diri bersikap sportif, jika tidak sportif, bisa
saja kita memasukkan beberapa biji ke dalam satu lubang induk, atau
berpura-pura tidak berhenti pada lubang kosong, dan lain-lain.
·
Sikap Jujur, Jujur juga tidak jauh
berbeda dengan sikap sportif, intinya permainan jujur dalam congklak akan
membuat permainan semakin seru.
·
Strategi, dalam bermain congklak,
tentunya kita tidak asal memainkan biji-biji tersebut. tetapi, kita dituntut
untuk berpikir bagaimana caranya supaya kita bermain tidak cepat berhenti di
lubang kosong, mengatur strategi bagaimana caranya kita dapat mengambil biji
lawan dengan cepat, bagaimana caranya kita bisa menang dan bagaimana caranya
agar kita tidak bermain kembali dengan kondisi ada lubang yang kurang biji
(kalau di daerah saya, jawa barat disebut pecong )
Berikut
ini beberapa manfaat Permainan Tradisional Terhadap Perkembangan Jiwa Anak:
1. Mengembangkan
kecerdasan emosi dan antar personal anak.
Hampir
semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok
anak akan: mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap
orang lain, nyaman dan terbiasa dalam kelompok. Contoh permainannya : Kasti.
bentengan, Bola bekel
2. Mengembangkan kecerdasan logika anak
Beberapa
permainan tradisional melatih anak untuk berhitung dan menentukan
langkah-langkah yang harus dilewatinya, misalnya: engklek, congklak, lompat
tali
3. Mengembangkan kecerdasan kinestetik
anak
Pada
umumnya, permainan tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak, seperti
melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh
permainannya adalah: Enggrang, Lompat tali.
4. Mengembangkan kecerdasan natural anak
Banyak
alat-alat permainan yang dibuat/digunakan dari tumbuhan, tanah, genting, batu,
atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya
sehingga anak lebih menyatu terhadap alam serta mengembangkan kreatifitas anak.
Contoh permainannya adalah: Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali,
Engrang terbuat dari bambu.
5. Mengembangkan kecerdasan musikal anak.
Nyanyian
atau bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-permainan
yang dilakukan sambil bernyanyi di antaranya: Berbalas Pantun, Tari Tempurung.
6. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap
anak
Saat
bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan
bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk anak-anak
yang memerlukannya kondisi tersebut.
Dan
tentunya masih banyak lagi manfaat permainan tradisional bagi perkembangan jiwa
anak yang sedang dalam masa pertumbuhannya, emosional, pengembangan diri, dan
interaksi sosial.
Namun,
seiring berkembangnya zaman permainan ini sudah tidak pernah ada lagi, baik
dari kalangan anak-anak hingga remaja sudah tidak ada yang bermain congklak,
mereka lebih memilih bermain dengan ponsel mereka, karena di ponsel mereka
sudah ada permainan yang lebih menarik dari pada congklak. Sangat disayangkan
permainan ini tidak ada lagi, seperti yang sudah di tuliskan di atas, bahwa
permainan congklak ini banyak manfaatnya. Pada zaman saya, masih banyak
permainan tradisional yang suka saya bermainkan dengan teman-teman saya,
seperti sodor-sodoran, kasti, petak umpet, rumah-rumahan dari tanah,
kering-keringan, dengklek, goak-goakan, kelereng, main karet dan masih banyak
lagi.
Sumber:
https://mainantradisionalindonesia.wordpress.com/2013/08/23/permainan-congklak-dakon/